Rabu, 01 Januari 2014

TANPAMU



Gemuruh ledakan kembang api membuat aku tidak dapat memejamkan mata. Padahal terasa ngantuk sekali. Aku menatap handphone beberapa lama, lalu melirik diam-diam ke arah jam, menatap langit-langit kamar yang sama. Menatap lemari, meja rias dan rak buku juga masih sama. Tak ada yang beda disini.
Aku masih bernafas, jantungku masih berdetak dan denyut nadiku masih bekerja dengan normal.
Memang semua terlihat mengalir dan bergerak seperti biasa.
Tapi apakah yang terlihat oleh mata benar benar sama dengan yang dirasakan oleh hati.

Mataku berkunang-kunang, malam ini terasa sangat dingin. Aku menarik selimut dan membiarkan wajahku tenggelam disana. Dan tetap saja aku tak menemukan kehangatan.
Tetap menggigil, aku sendirian dengan kenangan yang masih menempel dalam sudut-sudut ruas otak seakan membekukan kinerja hati.
Aku berharap semua hanya mimpi dan ada seseorang dengan sukarela membangunkanku atau menampar wajahku dengan sangat keras.
Sungguh aku ingin tersadar dari bayang-bayang yang terlalu sering ku kejar.
Sekali lagi aku masih sendiri, bermain dengan masa lalu.
Yang sebenarnya tak pernah ingin ku ingat lagi.

Sudah tanggal 01 Januari di tahun 2014. Tahun yang baru, harapan baru, mimpi yang baru dan cita-cita baru, juga kadang tak ada yang baru. Aku hanya ingin kau tahu tak semua yang baru menjamin kebahagiaan dan tak semua yang disebut masa lalu akan menghasilkan air mata.

Aku begitu yakin pada hal itu, sampai pada akhirnya aku tahu rasanya perpisahan.
Aku tahu rasanya melepaskan diri dari segala hal yang sebenarnya tak pernah ingin ku tinggalkan.
Aku semakin tahu masa lalu setidaknya selalu jadi sebab kamu yang dulu ku miliki tak lagi bisa ku genggam dengan jemari.

Kita berpisah tanpa alasan yang jelas, tanpa diskusi dan interupsi. Iya berpisah begitu saja. Seakan-akan semuanya hanya masalah sepele. Bisa begitu mudah disentil oleh 1 hentakan kecil sangat mudah!!!.
Sampai aku tak bena-benar mengerti.
Apakah kita memang telah benar-benar berpisah???
atau dulu sebenarnya kita tak punya keterikatan apa-apa???
Hanya saja aku dan kamu senang mendengungkan rasa yang sama.
Cinta yang dulu kita bela begitu manis berbisik, lirih, dingin, dan mempesona.
Segala yang semu menggoda aku dan kamu kemudian menyatulah kita dalam rasa yang katanya cinta.

Aku mulai berani melewati banyak hal bersamamu. Kita habiskan waktu dengan langkah yang sama dengan denyut yang tak berbeda, begitu seirama tanpa celah, tanpa cacat, sempurna dan aku bahagia.
Bahagia. Benarkah aku dan kamu pernah merasa bahagia?
Jika iya mengapa kita memilih perpisahan sebagai jalan.
Jika bahagia adalah jawaban mengapa aku dan kamu masih sering bertanya tanya?
Pada Tuhan, pada manusia lainya dan pada hati kita sendiri. Kenapa kau harus ubah mimpi menjadi api? Mengapa kau ubah pelangi menjadi buih?
Mengapa harus kau ciptakan luka? jika selama ini kau merasa kita telah sampai di puncak bahagia.



Kegelisahan ku meningkat ketika aku memikirkan mu.
Aku bahkan masih mengkhawatirkanmu, masih diam-diam mencari tahu kabarmu dan aku masih merasa sakit jika sudah ada yang lain yang mengisi kekosongan hatimu.
Seharusnya aku tak perlu merasa seperti itu. Karna kau masa lalu, karna kita tak terikat apa-apa lagi.

Benar akulah yang bodoh, yang tak memutuskan diri untuk berhenti.
Aku masih berjalan terus berjalan dengan penutup mata yang tak ingin ku buka.
Semuanya gelap, tanpamu kosong.

Ternyata hari berlalu dengan sangat cepat sudah sebulan dan sudah terhitung lagi berapa frase kata yang terucap untukmu di dalam doa.
Salahku yang terlalu perasa.
Salahku yang mengartikan segalanya dengan sangat berani.
Kupikir dengan ikuti aturanku semua akan semakin sempurna.
Lagi dan lagi aku salah.

Dan kamu memilih untuk pergi, ini juga salahku karna tak mengunci langkahmu ketika ingin menjauh.
Setelah perpisahan itu hari-hari yang ku lalui masih sama.
Aku masih mengerjakan rutinitas ku. Kali ini semua berbeda, tak ada kamu yang dulu, tak ada kita yang dulu.
Semua kenangan memang berasal dari masa lalu, tapi tetap punya tempat tersendiri dalam hati yang sedang bergerak ke masa depan.

Hidupku tak lagi sama dan aku masih berjuang untuk melupakan sosokmu yang tak lagi terangkum oleh pelukan.
Padahal aku masih jalani hari yang sama aku masih menjadi diriku dan jiwaku masih lekat dengan tubuhku.
Tapi masih ada yang kurang dan berbeda.
Kesunyian ini bernama TANPAMU.



Jika jemari ditakdirkan untuk menghapus air mata, mengapa kali ini aku menghapus air mataku sendiri?
Dimanakah jemarimu saat tak bisa kau hapuskan air mata ku?
Jika kau merindukan kita yang dulu, aku pun juga begitu.

Minggu, 29 Desember 2013

Hari Ini Aku Merindukanmu


Hari ini aku merindukanmu.
Lebih dari hari-hari kemarin.

Hari ini aku teringat hari-hari yang sudah kita lalui bersama.
Setiap pengalaman, impian, dan segala hal yang sudah kita bagi,
setiap perbedaan pendapat dan kesalahpahaman,
bahkan setiap lelucon bodoh yang membuat kita terdengar gila.
Semuanya…

Hari ini aku menyadari betapa kau telah menjadi bagian hidupku.
Dalam pertumbuhanku untuk semakin mencintai dan menghormati Tuhan,
dalam kebutuhanku akan sosok seorang yang hanya kau yang bisa mengisinya,
sampai dalam setiap hal terkecil yang bisa kuingat, kau hadir disana.
Kau hidup dalam pikiranku.



Sekalipun jembatan yang kita bangun tidak sempurna,
tapi aku tahu kita mengerjakannya sepenuh hati bersama-sama.

Aku tidak berharap kau segera muncul dihadapanku sekarang.
Aku hanya ingin kau tahu bahwa apapun yang terjadi, aku akan tetap mengasihimu.
Aku berdoa supaya kau selalu dalam keadaan baik,
dan bertanya-tanya apa kau juga merindukanku hari ini.

Luv u... so much!!!

Selasa, 16 Oktober 2012

Jangan takut, AKU bersamamu

 
 
Aku berjalan bersama Tuhan, tetapi ketika aku melihat jalan di depanku aku menjadi ragu dan gentar. Namun, Tuhan berkata dengan lembut :

"Jangan takut,
Di tengah badai,
Di antara kegelapan,
Dalam lembah kekelaman sekalipun,
Aku bersamamu"
 
 


Aku mulai melangkah lebih jauh bersama Tuhan dan melihat sungai yang besar terbentang di hadapanku. Aku menjadi putus asa dan berhenti berjalan. Namun, Tuhan berkata sambil mengulurkan tanganNya :

"Jangan takut,
Tak ada yang mustahil bagiKu,
Semua dapat Ku lakukan untukmu,
Sungai kemustahilan adalah sungai pengharapan
Dan sukacita di dalamKu,
Percayalah, Aku bersamamu"


 

Aku berlari sepanjang jalan kehidupan lalu bertemu dengan seseorang yang tampak duduk terengah-engah.
Lalu Tuhan memintaku menghampirinya. Ternyata orang tersebut sudah tidak sanggup berlari lagi, tiba-tiba Tuhan memintaku lagi untuk menopangnya dan berlari bersamanya.
Aku menolak dan berkata aku merasa tidak sanggup, aku tidak memiliki apapun untuk dapat menolong orang ini. Namun, Tuhan memegang pundakku dan berkata :

"Jangan takut,
Aku selalu menyediakan apa yang kau perlukan,
Lakukan saja bagianmu,
Kau memiliki Aku dan itu lebih dari cukup,
Ingatlah Aku selalu bersamamu"

 

 Dalam setiap langkah kehidupanku, terdengar suara Tuhan berkata dengan penuh kasih :
"Jangan takut untuk memulai sesuatu dari kegagalan masa lalu, Jangan takut untuk memberikan "air" bagi orang lain walaupun kau tengah berada di padang gurun kehidupan,
Jangan takut untuk mulai bertindak bagi kebenaran,
Jangan takut akan pendapat buruk orang lain tentangmu,


Kuatkan dan teguhkan hatimu,
Aku akan selalu bersamamu"

Sabtu, 22 September 2012

CINTA YANG SEMPURNA

Ada sepasang suami isteri, dimana sang isteri adalah wanita yang sangat amat cantik tanpa cacat sedikit pun dan suaminya sangat mencintainya, begitu juga isterinya.

Di hari² itu, sedang maraknya tersebar penyakit kulit yang akibatnya merusak keindahan kulit dan sang isteri merasa dirinya tertular.

Wajahnya pun mulai hancur digerogoti penyakit kulit tersebut. Pada saat itu sang suami sedang berada diluar dan belum mengetahui bahwa isterinya terserang penyakit kulit tersebut.

Dalam perjalanan pulang, sang suami mengalami kecelakaan yg akibatnya suami menjadi buta.


 
Dari hari ke hari sang isteri yang pada mulanya bidadari berubah menjadi wanita yang amat jelek dan meyeramkan. Namun sang suami tak bisa melihat dan kehidupan merekapun berjalan seperti biasa dengan penuh kasih sayang dan cinta seperti awal mereka menikah.

Berjalan 40 tahun sang isteri meninggal dan sang suami sangat bersedih dan merasa kehilangan sekali.

Dipemakaman, sang suami orang terakhir yg keluar dari pemakaman sang isteri. Ketika berjalan, datanglah seorang  menyapa, "pak, bapak mau kemana???
Jawab sang suami," saya Mau pulang". Mendengar jawaban tersebut, orang tersebut bersedih dengan keadaan sang suami buta dan sendiri.

Lalu orang tersebut berkata, "bukankah bpk buta dan selalu bergandengan dengan sang isteri??? Gimana sekarang bapak mau pulang sendiri???
Jawab sang suami "sebenarnya saya tidak buta, selama 40 tahun saya hanya berpura² buta agar isteri saya tidak minder atau rendah diri, kalau saya mengetahui bahwa dia sakit dan wajahnya
berubah menjadi menakutkan".


Puji TUHAN Sungguh cinta yang berlandaskan kasih TUHAN.

PESAN MORAL:
Terima pasangan kita apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya karena kita bukan mencari orang yg sempurna tetapi bagaimana mencintai pasangan kita dengan cara yang sempurna dalam situasi da& kondisi apapun. "itulah CINTA YANG SEMPURNA".

Kamis, 20 September 2012

The Miracle of LOVE

Ini adalah kisah nyata.
Keajaiban CINTA ( The Miracle of LOVE  )



 
Kisah ini terjadi di Beijing China,
Seorang gadis bernama Yo Yi  Mei memiliki cinta terpendam terhadap teman karibnya di masa sekolah.
Namun ia tidak pernah mengungkapkannya, ia hanya selalu menyimpan di dalam hati dan berharap temannya bisa mengetahuinya sendiri.
Tapi sayang temannya tak pernah mengetahuinya, hanya menganggapnya sebagai sahabat, tak lebih.

Suatu hari Yo Yi  Mei mendengar bahwa sahabatnya akan segera menikah.
Hatinya sesak, tapi ia tersenyum “Aku harap kau bahagia“.
Sepanjang hari Yo Yi Mei bersedih, ia menjadi tidak ada semangat hidup, tapi dia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya.

12 Juli 1994
Sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahannya yang akan segera dicetak kepada Yi Mei, ia berharap Yi Mei akan datang.
Sahabatnya melihat Yi Mei yang menjadi sangat kurus & tidak ceria bertanya “Apa yang terjadi denganmu, kau ada masalah?”
Yi Mei tersenyum semanis mungkin, ”Kau salah lihat, aku tak punya masalah apa apa, wah contoh undanganya bagus, tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna merah muda, lebih lembut…”.
Ia mengomentari rencana undangan sahabatnya tesebut.
Sahabatnya tersenyum “Oh ya, eeemmm aku kan menggantinya, terimakasih atas sarannya Mei, aku harus pergi menemui calon istriku, hari ini kami ada rencana melihat lihat perabotan rumah… daag“.
Yi Mei tersenyum, melambaikan tangan, hatinya yang sakit.

18 Juli 1994
Yi Mei terbaring di rumah sakit, Ia mengalami koma, Yi Mei mengidap kanker darah stadium akhir. Kecil harapan Yi Mei untuk hidup, semua organnya yang berfungsi hanya pendengaran, dan otaknya, yang lain bisa dikatakan “Mati“ dan semuanya memiliki alat bantu, hanya mukjizat yang bisa menyembuhkannya.
Sahabatnya setiap hari menjenguknya, menunggunya, bahkan ia menunda pernikahannya.
Baginya Yi Mei adalah tamu penting dalam pernikahannya. Keluaga Yi Mei sendiri setuju memberikan “Suntik Mati“ untuk Yi Mei karena tak tahan melihat penderitaan Yi Mei.

10 Desember 1994
Semua keluarga setuju besok 11 Desember 1994 Yi Mei akan disuntik mati dan semua sudah ikhlas, hanya sahabat Yi Mei yang mohon diberi kesempatan berbicara yang terakhir.
sahabatnya menatap Yi Mei yang dulu selalu bersama.
Ia mendekat berbisik di telinga Yi Mei “Mei apa kau ingat waktu kita mencari belalang, menangkap kupu kupu?… kau tahu, aku tak pernah lupa hal itu,
dan apa kau ingat waktu disekolah waktu kita dihukum bersama gara gara kita datang terlambat, kita langganan kena hukum ya?”
“Apa kau ingat juga waktu aku mengejekmu, kau terjatuh di lumpur saat kau ikut lomba lari, kau marah dan mendorongku hingga aku pun kotor?…
Apakah kau ingat aku selalu mengerjakan PR di rumahmu?… Aku tak pernah melupakan hal itu…“
“Mei, aku ingin kau sembuh, aku ingin kau bisa tersenyum seperti dulu, aku sangat suka lesung pipitmu yang manis, kau tega meninggalkan sahabatmu ini?….”

Tanpa sadar sahabat Yi Mei menangis, air matanya menetes membasahi wajah Yi Mei.
“Mei… kau tahu, kau sangat berarti untukku, aku tak setuju kau disuntik mati, rasanya aku ingin membawamu kabur dari rumah sakit ini, aku ingin kau hidup, kau tahu kenapa?…
karena aku sangat mencintaimu, aku takut mengungkapkan padamu, takut kau menolakku“
“Meskipun aku tahu kau tidak mencintaiku, aku tetap ingin kau hidup, aku ingin kau hidup,
Mei tolonglah, dengarkan aku Mei … bangunlah…!!

Sahabatnya menangis, ia menggengam kuat tangan Yi Mei “Aku selalu berdoa Mei, aku harap Tuhan berikan keajaiban buatku, Yi Mei sembuh, sembuh total. Aku percaya, bahkan kau tahu?.. aku puasa agar doaku semakin didengar Tuhan“ .
“Mei aku tak kuat besok melihat pemakamanmu, kau jahat…!! kau sudah tak mencintaiku, sekarang kau mau pergi, aku sangat mencintaimu… aku menikah hanya ingin membuat dirimu tidak lagi dibayang-bayangi diriku sehingga kau bisa mencari pria yang selalu kau impikan, hanya itu Mei…“
“Seandainya saja kau bilang kau mencintaiku, aku akan membatalkan pernikahanku, aku tak peduli… tapi itu tak mungkin, kau bahkan mau pergi dariku sebagai sahabat“

Sahabat Yi mei berbisik ”Aku sayang kamu, aku mencintaimu” suaranya terdengar parau karena tangisan.
Dan apa yang terjadi?…. Its amazing !! ”CINTA“ bisa menyembuhkan segalanya.
7 jam setelah itu dokter menemukan tanda tanda kehidupan dalam diri Yi Mei, jari tangan Yi Mei bisa bergerak, jantungnya, paru parunya, organ tubuhnya bekerja, sungguh sebuah keajaiban !!
Pihak medis menghubungi keluarga Yi Mei dan memberitahukan keajaiban yang terjadi.
Dan sebuah mujizat lagi… masa koma lewat…. pada tgl 11 Des 1994.

14 Des 1994
Saat Yi Mei bisa membuka mata dan berbicara, sahabatnya ada disana, ia memeluk Yi Mei menangis bahagia, dokter sangat kagum akan keajaiban yang terjadi.
“Aku senang kau bisa bangun, kau sahabatku terbaik“ sahabatnya memeluk erat Yi Mei .
Yi Mei tersenyum “Kau yang memintaku bangun, u bilang kau mencintaiku,tahukah k au aku selalu mendengar kata-kata itu, aku berpikir aku harus berjuang untuk hidup“
“Lei, aku mohon jangan tinggalkan aku ya, aku sangat mencintaimu”
Lei memel uk Yi Mei “Aku sangat mencintaimu juga“.

17 Februari 1995
Yi Mei & Lei menikah, hidup bahagia dan sampai dengan saat ini pasangan ini memiliki 1 orang anak laki laki yang telah berusia 14 tahun.

Kisah ini sempat menggemparkan Beijing. ----


 
 
Dari kisah ini kita bisa belajar tentang dua hal penting: Komunikasi dan Asumsi.
Betapa banyak orang menderita hidupnya hanya karena dua hal ini, salah asumsi dan salah komunikasi.
Buang jauh-jauh asumsi, dan utamakan komunikasi.
Komunikasikan keinginan, perasaan, pikiran kita dengan sebaik mungkin entah itu di rumah, di lingkungan kerja, di sekolah, di mana pun juga.
Jika kita mampu memanfaatkan kekuatan komunikasi ini dengan baik, hidup kita akan terasa lebih mudah dan mungkin malah lebih baik.